Indonesia harus mampu mengembangkan sains dan teknologi yang ramah lingkungan sesuai dengan perkembangannya di tanah air, tanpa teknologi yang boros sumber alam dan energi.
Hal yang penting juga ialah memahami dan menghayati filsafat sains untuk bisa menyatakan kebenaran ilmiah dan bisa membedakannya dengan "kebenaran" yang diperoleh dengan cara lain.
The Houw Liong
http://LinkedIn.com/in/houwliong
03 January 2009
Model Dinamika Sistem dan Krisis Dunia
Sains, Filsafat Sains dan Teknologi
Model Dinamika Sistem dan Krisis Dunia
Sekitar tahun 1960 -- 1970 Jay Forrester seorang guru besar di MIT mencetuskan model dinamika system yang dapat dipakai untuk menganalisis aliran barang pada industri dan kelompoknya berhasil memperluasnya untuk menganalisis dinamika system dunia. Kelompok yang dipimpinya mengambil populasi/jumlah penduduk , hasil industri dan pertanian, sumber alam dan lahan subur, polusi dan sampah sebagai kuantitas penting yang perlu diperhatikan.
Jumlah penduduk dunia naik sekitar 2% per tahun, meningkatnya jumlah penduduk secara eksponensial ini yang berarti populasi akan menjadi dua kali lipat setiap 70 tahun. Jumlah penduduk dunia ada sekitar 6 milyar dalam tahun 2000 dan kalau pertumbuhanya tetap 2%, maka dalam tahun 2070 akan menjadi 12 milyar manusia.
Populasi meningkat secara eksponensial berarti kebutuhan pangan, pakaian dan papan/perumahan akan meningkat, ini berarti hasil pertanian dan industri perlu ditingkatkan secara eksponensial pula, akibatnya sumber alam dan luas tanah subur akan menipis, polusi dan sampah akan bertambah, kalau ini berlangsung terus maka dunia akan menuju krisis.
Model ini menunjukkan bahwa tanpa strategi dan tindakan yang tepat sekitar tahun 2050 saja mungkin menusia sudah krisis air bersih, menipisnya sumber alam dan kerusakan lingkungan yang parah.
Memang model ini banyak dikritik dan ditunjukkan terdapat kelemahan, namun kecenderungan umum bahwa tanpa strategi dan tindakan yang tepat untuk menaganinya maka dunia akan menuju krisis.
Model Dinamika Sistem dan Krisis Dunia
Sekitar tahun 1960 -- 1970 Jay Forrester seorang guru besar di MIT mencetuskan model dinamika system yang dapat dipakai untuk menganalisis aliran barang pada industri dan kelompoknya berhasil memperluasnya untuk menganalisis dinamika system dunia. Kelompok yang dipimpinya mengambil populasi/jumlah penduduk , hasil industri dan pertanian, sumber alam dan lahan subur, polusi dan sampah sebagai kuantitas penting yang perlu diperhatikan.
Jumlah penduduk dunia naik sekitar 2% per tahun, meningkatnya jumlah penduduk secara eksponensial ini yang berarti populasi akan menjadi dua kali lipat setiap 70 tahun. Jumlah penduduk dunia ada sekitar 6 milyar dalam tahun 2000 dan kalau pertumbuhanya tetap 2%, maka dalam tahun 2070 akan menjadi 12 milyar manusia.
Populasi meningkat secara eksponensial berarti kebutuhan pangan, pakaian dan papan/perumahan akan meningkat, ini berarti hasil pertanian dan industri perlu ditingkatkan secara eksponensial pula, akibatnya sumber alam dan luas tanah subur akan menipis, polusi dan sampah akan bertambah, kalau ini berlangsung terus maka dunia akan menuju krisis.
Model ini menunjukkan bahwa tanpa strategi dan tindakan yang tepat sekitar tahun 2050 saja mungkin menusia sudah krisis air bersih, menipisnya sumber alam dan kerusakan lingkungan yang parah.
Memang model ini banyak dikritik dan ditunjukkan terdapat kelemahan, namun kecenderungan umum bahwa tanpa strategi dan tindakan yang tepat untuk menaganinya maka dunia akan menuju krisis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment