Seminar Nasional Sains Antariksa, Lapan, Serpong, 2010.
Knowledge Discovery from Data Using Neuro-Fuzzy Model.
Case Study : Extreme Weather/Climate and Extreme Space Weather/Climate
The Houw Liong
The core of science is to obtain reliable knowledge discoveries i.e to obtain conceptual model, empirical model, physical model, rules, law of causality, and theory from experimental or observe data and to test the prediction based on the knowledge with the experimental/observe data. In informatics, the method is known as Knowledge Discovery from Data (KDD) or Data Mining which is supported by statistics (clustering, regression, correlations, Principal Component Analysis, etc.) and Artificial Intelligence ( ANN, Fuzzy Logics, Neuro-Fuzzy, Support Vector Machine, etc.)
Case Study is in the fields of weather/climate and space weather / climate to predict short term , mid term and long term prediction of extreme weather /climate especially to predict extreme weather /climate to anticipate the possibility of extreme rainfall in Indonesia and the coming of strong Coronal Mass Ejection at the end of 2012 or the beginning of 2013 which could disrupt communication and navigation systems.
Indonesia harus mampu mengembangkan sains dan teknologi yang ramah lingkungan sesuai dengan perkembangannya di tanah air, tanpa teknologi yang boros sumber alam dan energi.
Hal yang penting juga ialah memahami dan menghayati filsafat sains untuk bisa menyatakan kebenaran ilmiah dan bisa membedakannya dengan "kebenaran" yang diperoleh dengan cara lain.
The Houw Liong
http://LinkedIn.com/in/houwliong
10 November 2010
05 November 2010
Pengaruh Flare dan CME yang Kuat pada tahun 2012 atau 2013 ?
Pengaruh Flare dan CME yang Kuat pada tahun 2012 atau 2013 ?
The Houw Liong
Pada puncak aktivitas matahari Smax(sunspot maximum) kemungkinannya lebih besar untuk terjadinya flare dan CME (coronal mass ejection) yang kuat. Jika semburan plasma ini mengarah ke Bumi maka berkas partikel bermuatannya bisa merusak sistem instrumentasi yang ada pada satelit komunikasi dan navigasi (GPS) dan untuk daerah jauh dari khatulistiwa , arus induksi yang ditimbulkannya dapat merusak jaringan listrik/ transformator tegangan tinggi seperti yang terjadi di Kanada pada tahun 1859 yang disebut effek Carrington.
Kehidupan modern sangat bergantung pada sistem navigasi dan komunikasi yang menggunakan satelit, sehingga jika semburan plasma yang kuat mengarah ke Bumi maka bencana yang ditimbulkan akan sangat besar.
Hal tsb. dikemukakan oleh Dr. Richard Fisher dari Nasa :
“We know it is coming but we don’t know how bad it is going to be,” Dr Richard Fisher, the director of Nasa's Heliophysics division, said in an interview with The Daily Telegraph.
“It will disrupt communication devices such as satellites and car navigations, air travel, the banking system, our computers, everything that is electronic. It will cause major problems for the world.
“Large areas will be without electricity power and to repair that damage will be hard as that takes time.”
Dr Fisher added: “Systems will just not work. The flares change the magnetic field on the earth that is rapid and like a lightning bolt. That is the solar affect.”
Every 22 years the Sun’s magnetic energy cycle peaks while the number of sun spots – or flares – hits a maximum level every 11 years.
A “space weather” conference in Washington DC last week (May 21, 2010), attended by Nasa scientists, policy-makers, researchers and government officials, was told of similar warnings.
Ada posibilitas terjadinya CME yang kuat dan mengarah ke Bumi sekitar puncak aktivitas matahari 2012 atau 2013, namun untuk memprediksi probabilitasnya masih diperlukan pengembangan model magnetohidrodinamika dalam matahari serta magnetosfer yang sampai sekarang belum bisa memprediksi cuaca/iklim ekstrim antariksa . Sistem plasma dalam matahari merupakan sistem khaotik (chaotic), sehingga sulit diprediksi, karena penyimpangan sedikit saja dalam kondisi awal akan menimbulkan kesalahahan besar dalam prediksinya (akurasinya sangat rendah).
Cara lain ialah mengembangkan pengamatan dan metoda data mining untuk mengidentifikasi pola yang terjadi pada matahari sehingga dapat menentukan besar CME serta arah. Demikian juga pola medan interplaneter , khususnya dalam wilayah Matahari-Bumi. Untuk prediksi jangka menengah diperlukan prediksi puncak aktivitas matahari serta terjadinya CME yang mengarah ke Bumi.
Lapan, Bandung sedang mengembangkan prediksi jangka pendek yang diharapkan bisa memprediksi beberapa hari sebelum efek CME sampai ke Bumi.
Juga diperlukan pemikiran dan perencanaan untuk mengurangi efek negatif jika bencana ini terjadi, khususnya bagi institusi/lembaga/ perusahaan yang terkait erat dengan komunikasi dan navigasi.
The Houw Liong
Pada puncak aktivitas matahari Smax(sunspot maximum) kemungkinannya lebih besar untuk terjadinya flare dan CME (coronal mass ejection) yang kuat. Jika semburan plasma ini mengarah ke Bumi maka berkas partikel bermuatannya bisa merusak sistem instrumentasi yang ada pada satelit komunikasi dan navigasi (GPS) dan untuk daerah jauh dari khatulistiwa , arus induksi yang ditimbulkannya dapat merusak jaringan listrik/ transformator tegangan tinggi seperti yang terjadi di Kanada pada tahun 1859 yang disebut effek Carrington.
Kehidupan modern sangat bergantung pada sistem navigasi dan komunikasi yang menggunakan satelit, sehingga jika semburan plasma yang kuat mengarah ke Bumi maka bencana yang ditimbulkan akan sangat besar.
Hal tsb. dikemukakan oleh Dr. Richard Fisher dari Nasa :
“We know it is coming but we don’t know how bad it is going to be,” Dr Richard Fisher, the director of Nasa's Heliophysics division, said in an interview with The Daily Telegraph.
“It will disrupt communication devices such as satellites and car navigations, air travel, the banking system, our computers, everything that is electronic. It will cause major problems for the world.
“Large areas will be without electricity power and to repair that damage will be hard as that takes time.”
Dr Fisher added: “Systems will just not work. The flares change the magnetic field on the earth that is rapid and like a lightning bolt. That is the solar affect.”
Every 22 years the Sun’s magnetic energy cycle peaks while the number of sun spots – or flares – hits a maximum level every 11 years.
A “space weather” conference in Washington DC last week (May 21, 2010), attended by Nasa scientists, policy-makers, researchers and government officials, was told of similar warnings.
Ada posibilitas terjadinya CME yang kuat dan mengarah ke Bumi sekitar puncak aktivitas matahari 2012 atau 2013, namun untuk memprediksi probabilitasnya masih diperlukan pengembangan model magnetohidrodinamika dalam matahari serta magnetosfer yang sampai sekarang belum bisa memprediksi cuaca/iklim ekstrim antariksa . Sistem plasma dalam matahari merupakan sistem khaotik (chaotic), sehingga sulit diprediksi, karena penyimpangan sedikit saja dalam kondisi awal akan menimbulkan kesalahahan besar dalam prediksinya (akurasinya sangat rendah).
Cara lain ialah mengembangkan pengamatan dan metoda data mining untuk mengidentifikasi pola yang terjadi pada matahari sehingga dapat menentukan besar CME serta arah. Demikian juga pola medan interplaneter , khususnya dalam wilayah Matahari-Bumi. Untuk prediksi jangka menengah diperlukan prediksi puncak aktivitas matahari serta terjadinya CME yang mengarah ke Bumi.
Lapan, Bandung sedang mengembangkan prediksi jangka pendek yang diharapkan bisa memprediksi beberapa hari sebelum efek CME sampai ke Bumi.
Juga diperlukan pemikiran dan perencanaan untuk mengurangi efek negatif jika bencana ini terjadi, khususnya bagi institusi/lembaga/ perusahaan yang terkait erat dengan komunikasi dan navigasi.
Subscribe to:
Posts (Atom)